Rabu, 15 April 2015

Pembelajaran Kelas Rangkap, penataan kelas, pengorganisasian murid, dan disiplin kelas

Resume
Pembelajaran Kelas Rangkap
Tentang
Penataan Ruang Kelas, Pengorganisasian Murid,
dan Disiplin Kelas




 





Oleh:
      Kelompok III

1.      Nurlan                                    (1109707)
2.      Ferdian Rais                          (1109720)
3.      Eti Muliana                            (1109711)
4.      Eljelina Serfiana Kau           (1109730)
5.      Anastasia Safitri Wolos        (1109728)

   Dosen Pembimbing :Dra. Yuliar M




FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014







PENATAAN RUANG KELAS
Penataan ruang kelas merupakan salah satu unsur dari pengorganisasian kelas secara keseluruhan yang memerlukan perhatian dan perencanaan yang serius. Dalam PKR penataan ruang kelas perlu dilakukan dengan terencana untuk mendukung pembelajaran. Ini disebabkan karena aktivitas dan mobilitas belajar sangat tinggi. Murid dituntut untuk dapat aktif belajar secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas, mengambil dan mengembalikan bahan belajar, menyimpan alat-alat, dan melakukan pengamatan, baik secara individual maupun kelompok, semuanya dilakukan secara terarah tanpa pengawasan yang terus menerus dari guru. Mereka harus dapat, melakukannya sendiri. Untuk ini maka murid-murid harus akrab dengan ruang kelasnya. Mereka harus, seperti di rumah sendiri, semua proses berjalan lancar karena murid sudah mengenal ruang kelasnya, dan fasilitas yang ada di ruang kelas, seperti di rumah sendiri. Untuk mendukung kegiatan seperti ini maka ruangan kelas harus ditata secara sempurna, untuk menciptakan lingkungan yang kondusif agar mereka dapat belajar dengan efektif. Bagaimana caranya agar kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif tersebut?
Marilah kita merenung dan membayangkan ruangan kelas di sekolah Anda. Ruang kelas terdiri dari suatu ruangan di mana di dalamnya terdapat tempat duduk murid, kursi dan meja guru, jendela, lubang cahaya, sumber dan alat pembelajaran, lemari buku dan sebagainya. Penataan semua benda- benda tersebut mempunyai pengaruh terhadap murid dan proses pembelajaran.
Setiap hari lebih dari 30 orang murid yang datang ke ruang kelas ini untuk belajar. Penataan ruangan kelas harus memberikan inspirasi bagi murid bahwa di tempat inilah mereka akan menimba ilmu. Oleh karena itu, penampilan ruangan kelas harus menunjukkan kepada murid bahwa Anda ingin menyediakan lingkungan belajar yang kondusif. Seluruh kebutuhan pembelajaran dapat diperoleh di ruangan kelas ini. Dengan demikian, murid sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan di dalam kelas.
Dalam menghadapi murid yang bervariasi baik umur, kemampuan, kematangan maupun minat, perlu diciptakan lingkungan yang bervariasi pula. Oleh karena itu, pengaturan ruang kelas perlu dilakukan secara periodik, untuk menunjukkan dan mencerminkan kebutuhan belajar yang sewaktu-waktu berubah. Untuk menciptakan ruang kelas yang dimaksudkan di atas maka dalam Kegiatan Belajar ini akan diuraikan tentang hal-hal berikut.
A.    PENATAAN RUANG
Bentuk ruang kelas di SD kita pada umumnya sama yaitu berbentuk ruangan persegi. Tugas guru adalah mengidentifikasi dan mendaftar semua benda yang ada dan dapat ditempatkan di ruang kelas. Bagaimana Anda mengaturnya?

1.      Penataan Fisik Kelas
1)      Daerah pajangan
Anda harus menentukan, di mana sebaiknya memajangkan hasil karya murid. Manfaatkanlah sebaik-baiknya ruang kelas yang ada. Anda dapat menggunakan kayu tipis yang lunak untuk menempelkan karya murid. Yang penting, apa pun bahan yang Anda pakai, hendaklah yang murah dan mudah diperoleh di tempat Anda.
2)      Kemudahan bergerak
Anda dan murid Anda harus leluasa bergerak; dari kelompok ke kelompok, dari murid ke murid, dari dan ke tempat sumber belajar, tanpa menimbulkan gangguan yang berarti. Oleh karena itu, perlu ada lorong- lorong untuk bergerak dengan mudah.
3)      Sinar
Aturlah bangku agar murid tidak langsung menantang sinar matahari. Sinar hendaknya datang dari samping murid-murid. Sangat baik jika sinar itu datang dari sebelah kiri murid. Ini berkaitan dengan pengaturan bayangan agar pada saat murid belajar, menulis atau membaca tidak gelap.
4)      Panas dan ventilasi
Jagalah jangan sampai murid duduk di tempat yang langsung kena sinar matahari. Ruang kelas hendaklah berventilasi yang memadai. Sudut ruang kelas biasanya adalah tempat yang paling lembab karena kurang ventilasi. Oleh karena itu, ada baiknya jika Anda memberikan perhatian ekstra pada tempat yang lembab seperti itu. Misalnya, dengan menugaskan murid agar setiap hari membersihkannya. Hindarkanlah untuk menempatkan sesuatu di daerah yang lembab ini.
5)      Papan tulis
(1)   Dua papan tulis yang diletakkan di depan biasanya sangat berguna untuk PKR.
(2)   Papan tulis yang mudah dipindah-pindah untuk kepentingan kerja kelompok juga akan sangat bermanfaat.
(3)   Jagalah jangan sampai ketinggian papan tulis tidak terjangkau oleh murid.
(4)   Jangan letakkan papan tulis di samping atau terlalu dekat dengan jendela yang besar. Murid-murid akan mengalami kesulitan untuk membacanya karena silau.
6)      Bangku dan kursi
Sedapat mungkin hindarkan menggunakan bangku/kursi yang menjadi satu. Ini akan menyulitkan untuk membentuk tempat duduk dalam posisi melingkar yang diperlukan untuk diskusi atau kerja kelompok. Anda juga harus memperhitungkan dan menyesuaikan ukuran bangku/kursi dengan ukuran besarnya murid. Adakalanya Anda perlu menukar bangku/kursi dengan kursi lainnya sehingga murid Anda selalu mendapatkan ukuran yang sesuai.

7)      Meja guru
Meja guru hendaklah ditempatkan pada posisi yang tidak menghambat pandangan Anda ke seluruh kelas. Tentu saja guru yang efektif pasti tidak akan duduk sepanjang waktu di kursinya. Ia pasti harus banyak bergerak untuk membantu dan memantau kegiatan muridnya.
8)      Sudut aktivitas
Anda mungkin memerlukan "sudut aktivitas" di kelas Anda. Putuskanlah secara berhati-hati, di mana sebaiknya ditempatkan sehingga murid-murid dapat bekerja di sudut ini tanpa mengganggu yang lainnya. Mungkin Anda memerlukan penyekat yang terbuat dari bahan lokal sederhana seperti bambu, daun nipah/sagu atau kayu.
Apakah yang dimaksud dengan sudut aktivitas itu? Berikut ini adalah beberapa contoh tentang sudut aktivitas tersebut.
1)      Sudut Membaca
Murid-murid datang ke sudut membaca ini untuk mencari tempat yang tenang, misalnya untuk membaca atau belajar. Sudut ini hendaklah menyenangkan, dan apabila mungkin dilengkapi dengan tikar, bangku pendek atau alas duduk/bantal untuk siswa bersila di lantai. Sekali lagi perlengkapan seperti ini dapat dibuat dari bahan sederhana dan dapat dibuat bersama murid. Penyekat dari bambu dapat pula dipergunakan. Walaupun SD di daerah terpencil sangat sulit untuk mendapatkan persediaan bahan bacaan, guru yang baik biasanya selalu berusaha untuk mendapatkan majalah, koran atau buku bekas pakai.
2)      Sudut IPA
Murid di tingkat SD mempunyai rasa ingin tahu yang besar mengenai dunia sekitarnya. Ada baiknya apabila di setiap ruang kelas mempunyai sudut IPA. Anda dan murid-murid Anda secara bersama-sama dapat mengumpulkan benda-benda yang menarik perhatian untuk mengisi sudut IPA tersebut. Mereka dapat menyemaikan biji-bijian, mengumpulkan buah dan kacang-kacangan. Mereka mungkin tertarik untuk mengumpulkan berbagai jenis serangga atau binatang kecil lainnya untuk dibuat insektarium, binatang mamalia yang kecil atau ikan dalam bak kaca. Berbagai jenis ikan sungai mudah dipelihara di kelas. Dengan koleksi seperti ini membuka peluang bagi murid untuk mempelajari siklus hidup berbagai jenis binatang darat dan air, serta tanam-tanaman yang berasal dari lingkungan dan alam sekitar mereka. Untuk lebih jelasnya dapat Anda baca pada Modul 4. Gambar 3.1, misalnya mengilustrasikan tiga murid yang sedang melakukan pengamatan di sudut IPA.
3)      Sudut Hasil Seni Dan Kerajinan Tangan
Jika ada ruangan, bagus sekali bila diadakan sudut hasil seni dan kerajinan tangan. Di tempat ini disimpan bahan untuk membuat kerajinan tangan. Sudut ini penting artinya untuk menumbuh­kembangkan nilai estetika dan daya cipta murid, di samping kemampuan untuk bekerja sama.
4)      Warung
Khususnya untuk murid Kelas 4, 5, dan 6, warung (warung-warungan) bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan sosial, berbahasa, dan matematika. Murid-murid bermain peran sebagai penjaga warung dan pelanggan/pembeli secara bergilir. Kaleng kosong yang tertutup dan kotak bekas dapat dipakai untuk menghias rak warung ini. Uang (uang- uangan) dapat dibuat dari kertas tebal. Hindari kaleng kosong yang terbuka atau botol yang terbuat dari kaca karena kemungkinan akan berbahaya jika berada di tangan anak-anak yang masih kecil. Mereka biasanya sangat menyenangi permainan peran sebagai pembeli, penjual, dan kasir. Kegiatan ini dapat mengusir rasa bosan dan jenuh, dan sebaliknya mengundang suasana yang menyenangkan.
5)      Sudut Rumah Tangga
Di sini murid-murid dapat bermain peran seolah-olah mereka berada di rumah atau di rumah sakit. Permainan peran seperti ini berguna untuk mengembangkan kemampuan sosial anak, khususnya untuk murid Kelas 1 dan 2. Banyak di antara kita yang terlupa mengenai betapa pentingnya "bermain peran" untuk mengembangkan kepribadian dan sikap anak yang positif bila nanti mereka terjun ke masyarakat.Tentunya kegiatan ini sebaiknya dilakukan pada waktu tertentu saja, misalnya pada saat guru-guru sedang rapat.
6)      Gudang/tempat menyimpan peralatan
Manfaatkan sebaik-baiknya lemari dan rak-rak yang ada dengan cara menempatkannya sesuai dengan keperluan Anda. Murid-murid dengan mudah dapat memanfaatkannya setiap saat mereka memerlukan. Secara teratur dan bergilir murid-murid dibimbing untuk membersihkan bagian dalamnya dan mengeringkan benda-benda yang disimpan di dalamnya untuk mencegah kelembaban dan serangan rayap. Ini pun akan menanamkan kebiasaan yang baik dalam diri murid, yaitu sikap untuk menghargai dan memelihara kebersihan.
Dengan membaca uraian tersebut, apakah Anda sudah dapat membayangkan bagaimana keadaan ruang kelas Ada sekarang? Menarik bukan?
2.      Pengaturan Denah Ruang Kelas
Berdasarkan pengamatan, pengaturan denah kelas yang lazim dijumpai adalah sebagaimana kami sajikan dalam Gambar 3.2. Pengaturan ini juga tampaknya masih dipakai oleh guru-guru yang mengajar di kelas rangkap, sedangkan dalam melaksanakan PKR, pengaturan denah seperti ini kurang sesuai karena beberapa hal berikut.
1)      Tidak luwes jika Anda ingin beralih dari bentuk kegiatan klasikal menjadi kegiatan kelompok kecil.
2)      Sulit untuk melakukan beberapa bentuk kegiatan belajar yang bervariasi dalam waktu yang bersamaan. Misalnya, Anda akan melakukan kegiatan berpasangan (tutorial kakak atau sejawat) bersamaan waktunya dengan kegiatan kelompok kecil atau dengan tugas yang harus dikerjakan murid secara individual. Kegiatan seperti ini tidak dapat dilakukan pada pengaturan denah ruang kelas, seperti pada gambar tersebut.
3)      Membatasi gerak Anda untuk melakukan supervisi dan memberikan umpan balik secara individual.
3.      Mengatur Pajangan
pajangan mempunyai peranan yang penting untuk menjadikan ruang kelas  menarik dan membuat murid betah di kelas. Pajangan tersebut dapat berbentuk grafik, gambar, dan hasil karya murid yang mengandung pesan kependidikan, yang termasuk karya murid, misalnya lukisan, kerajinan tangan, dan karangan. Di beberapa kelas yang kami kunjungi dinding-dinding kelas tampak kosong dan menimbulkan suasana yang suram dan menyedihkan. Sebaliknya, ada juga kelas yang dinding-dindingnya kepenuhan dekorasi, tetapi dengan kualitas pesan pendidikan yang miskin.
"Guru yang sukses adalah guru yang selalu berusaha untuk menjadikan lingkungan kelasnya nyaman dan membuat murid dari segala umur untuk tenang berada di dalamnya". Inilah saran-saran yang dapat Anda pertimbangkan untuk dilaksanakan.
1)      Manfaatkanlah tempat yang ada untuk pajangan. Setiap ruang kelas disediakan tempat untuk memajangkan hasil karya mereka.
2)      Ciptakanlah lingkungan kelas yang menarik; semua murid merasa seolah-olah kelas itu milik mereka.
3)      Pekerjaan murid hendaknya diamati dengan sungguh-sungguh sehingga terbentuk kesan bahwa Anda menghargai upaya mereka.
4)      Jika ada rekan guru Anda yang lebih ahli dalam menata pajangan, belajarlah padanya. Juga pada saat Anda mengunjungi SD lain, amatilah bagaimana mereka menata pajangan kelas. Sekembalinya dari kunjungan itu, Anda perlu mengadakan pembaruan yang Anda nilai membawa perbaikan bagi murid dan sekolah Anda.
5)      Murid-murid dapat belajar banyak jika mereka memperoleh kesempatan untuk berdiskusi dengan Anda dalam memilih benda-benda untuk dipajangkan.
6)      Dalam diskusi seluruh kelas dapat mendiskusikan dan memilih bersama- sama dari karya murid yang ada: "mana yang lebih menarik, dan"; "mengapa karya ini begitu memukau".
7)      Jagalah keseimbangan karya yang dipajangkan antara yang dihasilkan oleh murid yang pintar dan kurang pintar, murid kelas rendah dan kelas tinggi. Jangan sampai Anda hanya memajang karya murid yang "pintar" atau yang berasal dari Kelas 5 atau 6 saja.
8)      Murid-murid akan bangga melihat namanya tertera pada karyanya yang dipajang. Anda atau murid Anda dapat menuliskan nama itu dengan huruf yang rapi dan jelas di atas selembar kartu atau kertas yang berukuran kecil.
9)      Hindari memajang sesuatu karya murid dalam waktu yang terlalu lama. Lakukan perubahan dan penggantian secara teratur. Dengan cara ini dapat memacu perhatian murid untuk selalu menciptakan karya baru yang akan dipajangkan. Teratur dalam melakukan penggantian akan menciptakan lingkungan kelas yang menarik dan menyegarkan. Murid- murid merasa bahwa suasana kelas yang menyenangkan ini tumbuh karena peranan mereka.
10)  Gunakan bahan lokal sekitar sekolah untuk bahan pajangan. Dengan demikian, menghemat biaya. Hal yang lebih penting lagi adalah menciptakan kebiasaan untuk tidak tergantung pada sumber dari luar.
11)  Jangan lupa Anda bersama murid-murid Anda harus menjaga kebersihan dari pajangan-pajangan tersebut agar tetap nyaman dipandang.
PENGORGANISASIAN MURID
Pada Kegiatan Belajar 1 Anda telah mempelajari "pengorganisasian kelas", yang lebih banyak membahas tentang penataan ruang dan suasana kelas untuk mendukung proses pembelajaran. Pada Kegiatan Belajar 2 Anda akan diajak untuk mempelajari tentang pengorganisasian murid, yang mencakup 2 hal, yaitu kelompok belajar dan tutor. Semua materi tersebut berkaitan dengan penataan aktivitas murid untuk memperlancar dan mengefektifkan pembelajaran kelas rangkap khususnya.
Perlu diingat kembali bahwa ruang kelas bukan hanya sebagai tempat untuk "guru mengajar dan murid duduk dengan tenang untuk mendengarkan pelajaran dari guru". Kelas adalah tempat "kegiatan pembelajaran" yang menitikberatkan pada interaksi dan aktivitas belajar murid. Oleh karena itu, keharmonisan perpaduan pengorganisasian kelas dan pengorganisasian murid akan sangat mendukung terciptanya kelas yang berinteraksi pada kegiatan pembelajaran. Salah satu dari dua hal tersebut terlepas maka kegiatan pembelajaran yang diharapkan tidak akan terjadi dengan efektif.
Para mahasiswa, mari kita pelajari tentang pengorganisasian murid tersebut dalam uraian berikut.
A.    KELOMPOK BELAJAR
Berdasarkan pengamatan di Sekolah Dasar-Sekolah Dasar, ternyata di sebagian besar Sekolah Dasar telah ada kelompok belajar, ini ditunjukkan dengan kursi murid yang dibentuk secara berkelompok, dan adanya kegiatan murid yang dilakukan dalam kelompok. Ini merupakan modal dasar yang dapat dikembangkan ke arah yang lebih maju agar kelompok belajar ini benar-benar menjadi forum belajar murid, dan tempat mengembangkan kerja sama dan saling membantu antara sesama murid. Anda tentu masih ingat bahwa pada Modul 1 telah dibahas tentang prinsip PKR, dan salah satu prinsip tersebut adalah belajar mandiri. Prinsip belajar mandiri dalam PKR merupakan tonggak dari keseluruhan aktivitas belajar. Apabila prinsip ini tidak dilaksanakan maka PKR tidak akan terlaksana. Kelompok belajar merupakan salah satu forum untuk melakukan belajar mandiri karena dalam kelompok belajar murid dapat berlatih dan bekerja bersama, saling membantu dalam belajar dan saling mendorong belajar. Kelompok belajar menjadi sangat penting karena guru tidak selamanya dapat bersama murid-murid di satu kelas. Guru kadang-kadang harus pergi ke kelas lain untuk membelajarkan kelas tersebut. Pada saat seperti inilah kelompok belajar menjadi sangat penting. Kelompok belajar adalah sekumpulan murid yang terdiri dari beberapa orang (5-6 orang) yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan belajar secara bersama dan dalam waktu yang telah ditetapkan (dimodifikasi dari Karolyn J. Snyder, 1986: 211). Apakah di sekolah Anda sudah ada kelompok belajar? Belum?! Wah Anda ketinggalan dari sekolah lain. Kalau begitu silakan Anda membentuk kelompok belajar dulu, dan resepnya dapat dipelajari dalam uraian berikut.
Dalam pembentukan kelompok belajar harus dipertimbangkan agar guru dapat menggerakkan kelompok belajar menjadi kelompok aktif belajar (KAB). Untuk mencapai maksud tersebut, ada 2 pertanyaan yang harus dijawab, seperti berikut ini. Bagaimana cara membentuk kelompok belajar? Bagaimana cara merencanakan kegiatan kelompok belajar agar mampu memanfaatkan alat/bahan, dan sumber yang tersedia? Mari kita kaji uraian berikut ini.
1)      Bagaimanakah Cara Membentuk Kelompok Belajar?
Kelompok belajar dibentuk untuk mengaktifkan murid-murid belajar secara mandiri dalam rangka mencapai keberhasilan belajar. Kelompok belajar dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhannya.
(1)   Kelompok belajar berdasarkan persamaan kemampuan
Murid-murid dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya, misalnya Kelompok A terdiri dari murid-murid yang berkemampuan cepat, Kelompok B terdiri dari kelompok murid yang berkemampuan sedang, Kelompok C terdiri dari murid yang lambat. Keuntungan dari kelompok belajar, seperti ini adalah:
a.       memungkinkan murid-murid bekerja sama dengan tingkat kemampuan yang sama.
b.      memudahkan guru untuk memberikan materi dan tugas-tugas sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan murid tersebut.
Setiap murid pada kelompok tersebut diberikan materi dan tugas yang sama, akan tetapi untuk setiap kelompoknya dapat diberikan tugas yang berbeda sesuai dengan tingkat kemampuannya. Keuntungan dari pengelompokan belajar seperti ini adalah bagi murid dari kelompok cepat, mereka tidak terhambat oleh murid yang lambat, sedangkan bagi murid dari kelompok lambat tidak akan merasa terseret oleh murid yang lebih cepat.
Pembentukan kelompok belajar seperti ini, cocok dilakukan di tiap kelas yang dirangkap, misalnya di Kelas 5 dibentuk kelompok, seperti ini, begitu pula di Kelas 6.
Contoh:
Di SD Taringgul I (SD GTI), Bu Anei mengajar merangkap Kelas 3 dan Kelas 4. Untuk mengondisikan agar murid-murid mampu belajar mandiri, murid-murid baik di Kelas 3 maupun di Kelas 4 dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Di Kelas 3, misalnya murid-murid dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Kelompok A terdiri dari anak yang pintar-pintar sebanyak 5 orang, Kelompok B terdiri dari anak-anak yang berkemampuan sedang sebanyak 7 orang, dan Kelompok C terdiri dari 4 orang murid yang termasuk kategori berkemampuan kurang. Begitu pula halnya dengan di Kelas 4, Bu Anei mengelompokkan murid dengan cara yang sama.

(2)    Kelompok berdasarkan kemampuan yang berbeda
Kelompok seperti ini terdiri dari murid-murid yang kemampuannya berbeda satu sama lain. Kelompok seperti ini cocok untuk kegiatan bersama, misalnya pengamatan, kunjungan wisata, olahraga, dan kesenian, di mana guru dan Tutor bekerja bersama-sama dengan murid-murid untuk memberikan pengarahan dan membantu di mana diperlukan. Pengelompokan seperti ini akan menguntungkan bagi murid yang kemampuannya kurang atau keyakinan dirinya rendah dengan memberikan mereka kesempatan untuk berperan berdasarkan kemampuan sendiri. Keuntungan lainnya adalah mereka akan terbimbing oleh murid yang pintar, sebaliknya murid yang pintar juga akan lebih berkembang. Kelompok seperti ini cocok dilakukan dalam satu kelas atau gabungan kelas, misalnya Kelas 6 saja atau Kelas 6 dan Kelas 5 digabung.

Contoh:
Pak Nurlan sebagai guru yang mengajar merangkap kelas membagi murid Kelas 4 dan Kelas 5 masing-masing menjadi 3 kelompok, setiap kelompoknya terdiri dari campuran murid yang jenis kemampuannya berbeda, yaitu pintar, sedang dan kurang secara digabung. Oleh karena di Kelas 4 ada 5 orang murid yang pintar maka di Kelompok A dan Kelompok B masing-masing ditempatkan 2 orang murid pintar, sedangkan di kelompok C hanya ada 1 murid pintarnya. Pak Nurlan memilih murid yang terpintar ada di Kelompok C karena ia hanya sendirian untuk menutori temannya. Anggota kelompok lainnya diisi dari anak yang sedang, dan kurang secara merata. Kelompok seperti ini cocok untuk satu kelas saja misalnya Kelas 4. Cara lain pak Nurlan menggabung Kelas 4 dan 5, kemudian membagi kelas gabungan ini menjadi beberapa kelompok, misalnya kelompok A terdiri dari Kelas 4 dan Kelas 5, begitu pula kelompok B dan C.
(3)   Pengelompokan sosial
Kelompok ini didasarkan pada kecocokkan di antara murid, dan mencerminkan keharmonisan dalam lingkungan belajar. Kelompok seperti ini bermanfaat untuk meningkatkan keyakinan diri pada murid yang lemah. Mereka tidak akan ragu atau segan untuk mengeluarkan pikiran dan pendapatnya karena teman sekelompoknya adalah teman akrabnya. Kelompok seperti ini dibentuk berdasarkan pilihan dan kesukaan murid- murid untuk memilih teman kelompoknya. Pengelompokan seperti ini cocok baik untuk kelompok dalam satu kelas maupun kelompok dalam kelas gabungan, misalnya dalam pelajaran PKK, olahraga dan kesenian.
Contoh:
Bu Nina Astriana guru kelas yang mengajar merangkap di Kelas 3 dan Kelas 4 akan mengajar materi pelajaran PKn baik di Kelas 3 maupun di Kelas 4. Kompetensi Dasar yang diberikan di Kelas 3 adalah "Mengenal aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat desa", sementara di Kelas 4 Kompetensi Dasar tentang "Mengenal Lembaga-lembaga dalam Susunan Pemerintahan Desa dan Kecamatan" ... Murid-murid di Kelas 3 dan juga di Kelas 4 digabung, kemudian dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 6 orang campuran Kelas 3 dan Kelas 4. Kelompok ini dibentuk atas pilihan murid sendiri, berdasarkan kesenangannya. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang murid tutor.
Sebetulnya terdapat beberapa jenis pengelompokan murid, namun dalam modul ini diperkenalkan 3 jenis saja yang cocok untuk keadaan SD di negara kita dan sesuai untuk pembelajaran kelas rangkap.
2)      Bagaimana Merencanakan Kegiatan Kelompok Belajar?
Perencanaan kegiatan belajar dalam kelompok mutlak diperlukan, apabila kelompok belajar ini ingin berhasil. Salah satu keuntungan dari perencanaan ini adalah dapat menentukan waktu yang tepat, dan memprogramkan kegiatan yang mantap. Apakah Anda siap untuk membuat perencanaan kegiatan kelompok belajar ini? Hebat! Ada lima aspek dalam perencanaan yang harus Anda perhatikan (Cohen, 1986).
1)      Menentukan bagaimana cara murid bekerja sama
Apakah murid akan bekerja pada Pusat Sumber Belajar atau sudut belajar? Apakah murid-murid akan bekerja pada kelompok belajar? Apakah murid-murid akan terlibat dalam latihan, praktik, pengamatan kelompok atau diskusi kelompok? Berdasarkan perencanaan ini guru dapat menetapkan hasil belajar yang ingin dicapai.

2)      Menentukan program pelatihan bagi pengembangan keterampilan bekerja sama.
Bagaimana murid belajar keterampilan bekerja sama? Apakah guru akan mencoba mempersiapkan mereka lebih dahulu dengan instruksi-instruksi langsung atau membentuk model dan contoh terlebih dahulu?

3)      Memberikan tugas yang dapat dihasilkan oleh kelompok.
Tugas yang Anda pilih akan tergantung pada apa yang Anda inginkan dari murid untuk dipelajari. Ada beberapa panduan yang dapat meningkatkan keberhasilan pemberian tugas ini. Pilih tugas yang memungkinkan bagi Anda.
(1)    Mempunyai lebih dari satu jawaban atau lebih dari satu cara untuk memecahkan masalah.
(2)    Tugas tersebut menarik dan menantang untuk dikerjakan bersama.
(3)    Memungkinkan murid yang berbeda-beda dapat memberikan sumbangan pendapat yang berbeda pula.
(4)    Memungkinkan untuk menggunakan ragam media.
(5)    Memerlukan penggunaan pengamatan, pembahasan dan keterampilan motorik.
(6)    Memerlukan keanekaragaman keterampilan dan perilaku.
(7)    Memerlukan kegiatan mengamati, mencobakan dan melaporkan.
Tugas yang diberikan tidak akan berjalan dengan baik apabila:
(1)   tidak menantang, dan hanya memerlukan 1 jawaban.
(2)   dapat diselesaikan dengan cepat oleh seorang murid dan bukan oleh kelompok.
(3)   tugas yang diberikan terlalu mudah.
(4)   hanya memerlukan ingatan yang sederhana atau dengan cara belajar yang biasa (Cohen, 1986: h. 57 - 58).

4)      Meletakkan dasar-dasar kerja secara teliti
(1)   Bagaimana komposisi (pengaturan) kelompok belajar?
(2)   Bagaimana menata ruang kelas?
(3)   Bagaimana dan kapan Anda menugaskan murid ke kelompok?

5)      Memutuskan bagaimana belajar bersama akan dievaluasi
(1)   Akan adakah pertemuan sesudah belajar bersama untuk mengevaluasi?
(2)   Apakah dilakukan pengamatan selama belajar bersama, dan apakah diberikan umpan balik?
(3)   Apakah murid akan diwawancarai?

3)      Bagaimana Cara Meningkatkan Keterampilan Belajar Kelompok?
Keadaan kelas selama ini ditandai dengan adanya persaingan antarmurid, murid bekerja sendiri-sendiri, tidak pernah ada kerja sama, serta adanya perbedaan yang cukup jauh antara murid yang maju dengan murid yang lamban.
Belajar dengan sistem kelompok ini berusaha agar murid:
(1)   Tergantung kepada murid lainnya dalam menyelesaikan pekerjaan.
(2)   Bertanggung jawab bukan hanya untuk perilakunya sendiri, tetapi juga bagi perilaku murid lainnya.
(3)   Belajar mendengarkan dan menilai pendapat orang lain.
(4)   Memberikan kesempatan kepada murid lain untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat.
(5)   Belajar membuat ringkasan, dan memberikan kontribusi terhadap kegiatan kelompok.
Sebagaimana keterampilan lainnya, keterampilan kerja kelompok dapat diajarkan dengan tntfiggunakan strategi pembelajaran, misalnya membentuk model atau contoh, instruksi langsung, bermain peran, simulasi, pengamatan, umpan balik dan pemantapan.
Morris (Cohen, 1986) memberikan ilustrasi tentang jenis keterampilan yang diperlukan sebagai panduan agar semua murid aktif berpartisipasi. Oleh karena itu, murid harus diberikan penjelasan seperti berikut.
a.       Setiap murid diharuskan mengemukakan gagasan.
b.      Setiap murid diberikan kesempatan untuk berbicara.
c.       Murid memperhatikan dan dapat menangkap gagasan atau pendapat orang lain.
d.      Menanyakan pada murid lainnya apakah mempunyai gagasan.
e.       Berikan alasan untuk setiap gagasan, dan diskusikan apabila ada gagasan yang berbeda.
f.       Mendorong murid-murid untuk bertanya.


B.     BAGAIMANA MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR YANG ADA AGAR PARA MURID DENGAN BELAJAR MANDIRI

Anda akan mengetahui lebih banyak tentang konsep dan prinsip-prinsip belajar mandiri, serta cara menciptakan suasana sekolah yang memungkinkan untuk belajar mandiri dengan baik (baca Modul 4). Apabila Anda sebagai guru telah memahami tentang prinsip dan konsep belajar mandiri, seperti diuraikan pada Modul 4, tentunya Anda sudah dapat menarik makna bahwa konsep belajar mandiri adalah konsep "mandiri dalam belajar", dan apabila Anda mengetahui tentang konsep "mandiri dalam belajar", Anda juga pasti akan memahami konsep tentang "mandiri dalam mengajar".
Oleh karena Anda sendiri adalah guru maka prinsip mandiri dalam mengajar ini harus dipegang teguh karena akan sangat bermanfaat bagi Anda dalam mengajar sehari-hari. Dalam konsep mandiri dalam mengajar Anda dituntut untuk tidak terlalu tergantung kepada cukupnya jumlah guru di SD Anda, lengkapnya fasilitas mengajar, memadainya buku paket dan sebagainya. Dalam prinsip kemandirian dalam mengajar adalah meletakkan dasar untuk penuh inisiatif, dan kreatif untuk menciptakan berbagai kemungkinan iklim belajar agar muridnya tetap belajar dengan baik. Prinsip mandiri bagi guru adalah melepaskan diri dari ketergantungan terhadap fasilitas yang dikirim pemerintah, dan terhadap kelengkapan jumlah guru yang mengajar di sekolah Anda. Prinsip mandiri adalah menciptakan berbagai situasi belajar mengajar yang terlepas dari ketergantungan terhadap alasan serba kekurangan tadi.
Di lingkungan tempat tinggal Anda ataupun di lingkungan sekolah, terdapat kekayaan alam yang sangat melimpah yang dapat dimanfaatkan untuk menutupi serba kekurangan tadi, bahkan bisa jauh lebih baik jika dibandingkan dengan yang dapat disediakan oleh pemerintah. Lingkungan alam sekitar baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial budaya seperti dalam contoh-contoh Modul 4 adalah "laboratorium raksasa", yang dapat digunakan sebagai sumber belajar oleh murid-murid. Dengan demikian, sebetulnya sekolah dan guru tidak sendirian, mereka dapat berhubungan dengan lingkungannya, dan dengan sumber belajar lain. Tugas Anda sebagai guru adalah mengungkap, menggali, dan memanfaatkan kekayaan alam yang serba melimpah ini untuk menunjang pendidikan. Persoalannya sekarang adalah "bagaimana Anda dapat menggunakan laboratorium raksasa tersebut sehingga kekurangan buku dapat diatasi?" Anda masih ingat prinsip PKR adalah memanfaatkan sumber belajar secara maksimal!
Isi modul bagian ini diharapkan dapat mengondisikan Anda untuk memanfaatkan lingkungan sekitar sekoiah sebagai sumber belajar, memberikan tuntunan dalam mengaitkan antara kurikulum dengan lingkungan sehari-hari, serta memvariasikan metode mengajar agar tidak terjadi kebosanan. Ini penting karena guru berhadapan dengan murid dari berbagai jenis latar belakang, tingkat kemampuan, dan kebutuhannya yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, dalam menggunakan sumber belajar lliotode penyampaian dan berbagai pendekatan lainnya harus disesuaikan dengan kebutuhannya.
Untuk memanfaatkan sumber belajar, Anda dapat bertitik tolak dari kelompok belajar yang sudah Anda bentuk. Ini sangat penting karena dalam kelompok belajar juga terdapat individu-individu yang mempunyai kemampuan dan kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Perhatian Anda dtllain memanfaatkan sumber belajar ini adalah memilih materi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan individu atau kelompok.
Agar sumber belajar dapat dimanfaatkan, para murid harus diaktifkan untuk bekerja. Lembar Kerja Murid (LKM) merupakan sarana untuk mengaktifkan murid-murid untuk belajar secara mandiri atau kelompok. Selama ini Anda sudah sering memberikan tugas kepada murid Anda, namun sebagian besar tugas yang Anda berikan adalah untuk mengerjakan soal. Sekarang mari kita coba memberikan penugasan ini dengan memanfaatkan l,KM.
Dari pengalaman menjadi instruktur PKM pada program Penyetaraan D- II Guru SD, hampir seluruh guru tidak bisa membedakan antara LKM dengan tes. Mereka membuat dan memperlakukan LKM sama dengan tes, yaitu sebagai bahan evaluasi pada akhir pelajaran.
Apakah Lembar Kerja Murid tersebut?
LKM merupakan panduan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan, misalnya melakukan pengamatan, percobaan, demonstrasi dan simulasi. LKM ini berisi tuntunan langkah-langkah dalam melakukan pengamatan, percobaan, demonstrasi atau simulasi. Kegiatan yang dituntut adalah dari mulai melakukan persiapan, proses pelaksanaan, hasil dan cara mengevaluasinya. Berikut ini adalah contoh LKM dalam mata pelajaran IPA. Contoh LKM tersebut adalah contoh yang ideal, Anda dapat mengembangkannya lebih sederhana, tetapi tidak kehilangan perannya sebagai panduan dan penuntun belajar.
Kegiatan belajar dengan menggunakan LKM, sangat mengaktifkan murid-murid untuk belajar. Kelompok belajar sangat berperan sekali untuk kegiatan seperti ini, misalnya pengamatan seperti di atas bisa dilakukan secara bersama-sama, ada yang berperan sebagai pengamat, pencatat, mengatur alat dan bahan, dan sebagainya.
Percobaan, pengamatan, demonstrasi atau simulasi merupakan metode yang tepat untuk memanfaatkan sumber dan bahan yang ada. Pengamatan seperti ini bisa di dalam kelas, di luar kelas, di kebun atau di kolam secara langsung. Selain itu, kegiatan seperti ini tidak hanya dapat dilakukan pada mata pelajaran IPA saja, tetapi juga dalam mata pelajaran lainnya. Berikut ini adalah contoh penggunaan LKM.
1)   Percobaan perkembangan biji kacang (IPA).
2)   Pengamatan tentang ciri-ciri binatang serangga (IPA).
3)   Pengukuran berbagai lingkaran atau segi empat untuk membuktikan rumus (matematika).
4)   Simulasi tentang musyawarah untuk mufakat (PMP, IPS).
5)   Pengamatan tentang keteraturan berlalu lintas (PMP).
6)   Mengamati cara murid dalam mematuhi tata tertib sekolah, dalam berbaris, membuang sampah dan sebagainya (IPS).
7)   Mengamati cara menggunakan bahasa Indonesia di sekolah (bahasa).

LKM mempunyai peran untuk mengaktifkan murid dalam belajar, di sini tutor dapat mengambil peran lebih banyak sebagai orang yang membantu murid belajar. Namun, terdapat sedikit perbedaan yang ingin penulis kemukakan dari LKM. LKM berperan untuk menuntun kegiatan belajar murid baik secara perorangan maupun secara kelompok. LKM berperan untuk membelajarmandirikan murid sehingga guru yang mengajar rangkap kelas tidak memperoleh kesulitan lagi dalam membelajarkan murid di dua kelas atau lebih karena murid dapat belajar secara mandiri.

1.   Bagaimana Memanfaatkan Pusat Sumber Belajar

Pada Modul 4 akan dibicarakan "cara menciptakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar", dilakukan dengan berbagai cara antara lain mengumpulkan berbagai jenis binatang, tumbuhan, biji-bijian, barang bekas, uang logam bekas, serta membuat berbagai jenis alat peraga pelajaran. Semua benda ini ditempatkan di suatu tempat ditata secara rapi dan siap digunakan setiap saat..Tempat untuk menyimpan dan memanfaatkan berbagai benda sumber belajar tersebut disebut Pusat Sumber Belajar (PSB).

PSB adalah suatu cara yang baik untuk memantapkan dan memperkaya belajar murid-murid. Pada pola kelompok belajar, 4i mana peran guru sebagai pengatur dan pengawas belajar terasa masih sangat dominan, tetapi dalam memanfaatkan PSB peran guru tidak sebesar pada kelompok belajar. Oleh karenanya, penyiapan kegiatan dan bahan memerlukan perencanaan dan pengorganisasian secara lebih baik. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca pada Modul 4.

Dalam bagian sebelumnya sudah dikemukakan beberapa contoh dalam menggunakan sumber belajar, antara lain dengan menggunakan Lembar Kerja Murid (LKM).
Contoh dalam memanfaatkan PSB adalah berikut ini.
1)      Mengembangkan keterampilan atau konsep.
(1)   Kecermatan: menggunting, merekat, memasangkan, membuat percobaan (mengamati, membuat diagram), dan mengadakan simulasi.
(2) Penerapan konsep: memasukkan, mengurutkan, mengumpulkan, m`/emisahkan, mendaftar, mengelompokkan, memasangkan, menuliskan, menempatkan atau memberi nama, membandingkan, mengembangkan, meneliti, merekonstruksi, menemukan, dan memutuskan.
(3) Menempatkan semua lembar kerja, permainan, diagram, hasil praktikum, laporan dan hasil karya lainnya di suatu tempat di mana murid lain dapat beiajar dengan cara belajar mandiri. 
(4) Mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan sehingga baik guru maupun murid dapat menghabiskan waktunya untuk belajar di PSB.

LKM merupakan alat yang paling efektif untuk memaksimalkan penggunaan PSB. Berikut ini beberapa contoh kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan menggunakan LKM, antara lain berikut ini.

1)  Murid-murid melakukan praktikum tentang pengaruh sinar matahari terhadap tumbuhan.
Contoh:
(1)  Murid-murid menempatkan tumbuhan dalam, kotak yang ditutup rapat. Pada dinding kotak tersebut diberi lubang untuk masuk sinar. Setelah beberapa hari akan diketahui bahwa tumbuhan tersebut merayap melalui lubang tadi.
(2)   Murid-murid mengamati 2 buah pot yang sudah ditanami bunga dari jenis yang sama, yang satu ditempatkan di tempat terang dan satunya lagi ditempatkan pada tempat gelap. Setelah satu minggu murid-murid dapat membandingkan pertumbuhan kedua bunga tersebut.
(3) Berbagai potongan bambu yang merupakan contoh bentuk lingkaran dari berbagai ukuran. Setiap murid mengukur lingkaran tersebut dengan menggunakan benang. Berdasarkan pengukuran ini, murid di bawah bimbingan guru akan mengetahui rumus penghitungan benda-benda bulat, seperti bola.
(4) Berbagai tanda rambu-rambu lalu lintas yang dibuat sendiri, ditempatkan berjejer. Murid-murid harus menunjukkan ke mana arah berjalan sesuai dengan rambu tersebut.

2.            Tutor Sebagai Organisator Kelas

Berdasarkan pengamatan di SD yang gurunya melakukan perangkapan kelas, terdapat beberapa jenis dan model perangkapan kelas, yaitu ada guru yang mengajar merangkap 2 kelas, 3 kelas, dan bahkan yang mengajar merangkap 4 kelas, namun sebagian besar guru-guru mengajar merangkap 2 kelas saja.
Berdasarkan model perangkapan kelas tersebut, ternyata yang disebut pembelajaran kelas rangkap (PKR) selama ini tidak lain dari mengajar 2 kelas atau lebih secara bergilir. Dalam pembelajaran bergilir seperti ini ada beberapa kelemahan, antara lain:

1)      Efisiensi waktu sangat rendah

Pada awal pelajaran dan pada saat peralihan mengajar dari satu kelas ke kelas lain, merupakan titik paling rawan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak kurang dari 10 menit awal satu kelas yang dirangkap mengalami kekosongan. Begitu pula setelah guru pindah ke kelas lain, bagi murid yang cepat menyelesaikan tugasnya, akan menganggur cukup lama sekitar 5 menit sambil menunggu temannya selesai atau menunggu guru kembali ke kelasnya. Untuk 2 kali perpindahan saja sudah kehilangan waktu 15 menit untuk tiap mata pelajaran. Kalau dalam satu hari ada 3 mata pelajaran yang bisa diajarkan, berarti minimal akan kehilangan waktu 45 menit.
Selain itu, oleh karena guru kelelahan mengajar mondar-mandir di dua kelas atau lebih, ia hanya mampu mengajar sampai pukul 11.00 saja setelah itu murid disuruh pulang, padahal menurut jadwal belajar sampai pukul 12.40. Ini berarti bahwa suatu kelas untuk setiap harinya kehilangan 1 jam 40 menit. Dengan demikian, secara keseluruhan satu kelas dalam satu hari akan kehilangan waktu minimal 2 jam 25 menit.

2)      Materi yang diberikan sangat sedikit

Mata pelajaran yang diberikan oleh guru kelas rangkap sangat terbatas, yaitu dalam satu hari rata-rata bisa diajarkan hanya dua mata pelajaran. Hal inipun sudah membuat guru sangat lelah karena harus mondar-mandir dari kelas yang satu ke kelas yang lain. Walaupun guru hanya bisa memberikan mata pelajaran yang sangat terbatas setiap harinya, namun mereka tidak mungkin memberikan tambahan mengajar di luar jam kerja (over time) karena selain sudah terlalu lelah, mereka juga mempunyai kepentingan lain di luar mengajar.

.Berdasarkan keadaan tersebut, diperlukan suatu cara agar kelemahan tersebut dapat diatasi sehingga guru tidak terlalu lelah, mata pelajaran bisa lebih banyak diberikan, dan tidak terlalu banyak membuang waktu. Cara yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah menggunakan tutor agar dapat membantu guru dan murid dalam belajar.

Walaupun Anda repot mengajar di beberapa kelas sekaligus, namun selama pengamatan di sekolah-sekolah tidak pernah ditemukan guru yang menggunakan tutor. Padahal, kesempatan untuk melakukannya sangat banyak, misalnya murid yang sudah selesai mengerjakan tugas lebih dahulu atau murid yang termasuk paling maju dalam kelompoknya, mereka ini dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya. Namun, kenyataannya mereka tidak pernah dimanfaatkan sehingga murid pintar tersebut mencari aktivitas sendiri atau mengganggu temannya.

Tutor adalah orang yang dipilih dari murid atau orang lain, yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu murid lain dalam belajar. Kalau mereka dipilih dari murid-murid, mereka harus lebih pandai dari murid lainnya, sekalipun tidak selalu dari yang terpandai. Kalau tutor dipilih dari masyarakat, mereka harus mempunyai keahlian khusus yang dapat ditularkan kepada murid-murid.
Murid yang pandai, biasanya lebih cepat dalam menyelesaikan tugas- tugasnya. Apabila mereka tidak diberikan tugas lain ia akan mengganggu suasana kelas atau mengganggu teman-temannya yang sedang belajar. Selama ini untuk menangani murid demikian guru menanganinya dengan menggunakan cara yang keliru, misalnya "... bagi yang sudah selesai duluan, boleh pulang". Hal seperti ini akan sangat merugikan, baik bagi murid yang cepat itu sendiri maupun bagi yang lambat. Bagi murid yang cepat dalam menyelesaikan pekerjaannya, mereka banyak membuang waktu hanya untuk menunggu guru memeriksa pekerjaannya atau menunggu murid lain yang belum menyelesaikan pekerjaannya atau bahkan disuruh pulang seperti diceritakan di atas. Sedangkan bagi murid yang lambat, mereka akan panik karena melihat murid lain sudah pulang, mereka akan mengerjakan tugasnya dengan tergesa-gesa atau mencontek dari teman lainnya.



Oleh karena itu, agar anak yang lambat dapat dibantu, sedangkan anak yang pandai kemampuannya bisa berkembang terus maka anak yang pandai dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lambat, misalnya memberikan petunjuk cara mengerjakannya, dan bagaimana hasilnya yang benar atau mendiskusikannya apabila temannya memperoleh kesulitan. Peran seperti ini adalah peran tutor.

Secara alami yang juga didukung oleh hasil penelitian (Miller, 1989) bahwa "setiap saat murid memerlukan bantuan dari murid lainnya, dan murid dapat belajar dari murid lainnya." Ian Collingwood (1991, hal. 119) juga berpendapat bahwa "anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan karena dia bergaul dengan teman lainnya".

Anak bermain sejak dia di rumah dengan saudaranya, dengan tetangga dan dengan teman di sekolah. Ini terjadi secara alami tanpa adanya keterlibatan orang dewasa. Anda pernah melihat anak Anda bermain? Apakah teori yang diuraikan di atas sesuai dengan pengalaman anak Anda? ... benar. Anda juga pasti pernah melihat murid Anda di sekolah ketika sedang belajar di dalam kelas atau ketika sedang bermain di halaman sekolah. Sama saja bukan, mereka saling membantu dan saling membutuhkan. Ini dapat dibuktikan bahwa dalam setiap kelas pasti ada murid yang bertanya-tanya kepada murid lainnya atau bahkan berusaha untuk mencontek. Ini menunjukkan bahwa mereka perlu teman dan perlu bantuan.

Selain itu, potensi yang ada di sekolah pun sangat mendukung. Dari hasil pengamatan di SD-SD di Jawa Barat, terdapat SD-SD yang sudah memanfaatkan murid untuk mencatatkan pelajaran di papan tulis atau memanfaatkan penjaga sekolah untuk mengajar di kelas. Bukankah ini suatu petunjuk bahwa sesungguhnya Anda dapat menggunakan tutor dalam proses pembelajaran. Ini merupakan modal dasar yang dapat dipoles menjadi kegiatan tutorial yang efektif.
Tutor ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu tutor sebaya, tutor kakak, tutor tamu dari masyarakat, dan penjaga sekolah. Berikut ini adalah bagaimana cara merencanakan pemanfaatan tutor.

Bagaimana langkah-langkah dalam merencanakan pemanfaatan tutor?

Tanpa Anda memiliki tujuan ke mana Anda akan pergi, dan bagaimana Anda membuat rencana untuk mencapai ke sana maka kecil kemungkinan Anda mempunyai kesempatan untuk bisa sampai ke tempat yang dituju. Begitu pula halnya dengan memanfaatkan tutor di dalam kelas, tujuan dan perencanaan merupakan hal yang sangat penting.

Sebelum program tutorial (proses belajar dengan bantuan tutor) dilaksanakan, ada 5 hal yang perlu Anda perhatikan dalam perencanaan Anda.
a.       Menetapkan tujuan yang ingin dicapai
Ini penting bagi Anda untuk mengarahkan maksud diadakannya tutor. Apa yang Anda inginkan dengan adanya tutor? Apakah Anda ingin meningkatkan kemampuan murid dalam mata pelajaran tertentu? Apakah Anda ingin meningkatkan kebelajarmandirian murid-murid Anda? Apakah Anda ingin memperbaiki proses tutorialnya? Apakah Anda ingin meningkatkan kemampuan murid Anda yang berbeda-beda kemampuannya di kelas?
Tutorial mempunyai pengaruh yang positif terhadap berbagai aspek belajar pada waktu yang bersamaan. Namun, semua itu tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Berikut ini contoh tujuan yang ingin dicapai melalui tutorial.
Maksud:
Anda memutuskan akan merencanakan tutorial untuk membantu si Jelawat karena dia merupakan murid yang lamban dalam matematika tentang "perkalian". Si Jelawat sudah diajari caranya "mengali", tetapi dalam ketepatan dan kecepatan melaksanakan pekerjaannya masih sangat kurang. Anda menyimpulkan bahwa si Jelawat belum mengetahui tentang prinsip dasar dari perkalian. Anda memutuskan akan menggunakan si Lais untuk membantu si Jelawat. Ia diharuskan duduk berpasangan, dan Anda memberikan gambaran apa yang harus dilakukan dalam tutorial tersebut sehingga keduanya mengerti.
Tujuan:
Si Jelawat akan belajar tentang dasar perkalian sampai dengan perkalian 4 sehingga ia dapat menyelesaikan 2 Lembar Kerja Murid (LKM) dalam waktu 10 menit tanpa ada yang salah.
Contoh lain tentang tujuan khusus ini dapat berkaitan dengan:
1.      Tutorial di Kelas 5, bertujuan untuk meningkatkan waktu belajar efektif;
2.      Meningkatkan prestasi belajar murid-murid dalam mata pelajaran matematika;
3.      Tutorial akan dilaksanakan selama pelajaran membaca keras di Kelas 2, untuk meningkatkan minat dan kemahiran membaca murid-murid;.
4.      Tutorial dilaksanakan untuk membantu murid Kelas 5 dalam meningkatkan kemampuan menggunakan peta geografi.
Dari rumusan tujuan di atas terkandung 2 unsur, yaitu:
a.       siapa yang akan ditutori (murid dari kelas berapa, apakah murid yang lamban);
b.      apa maksud diadakannya tutorial (untuk meningkatkan prestasi belajar atau meningkatkan waktu belajar efektif).
b.      Menetapkan siapa yang akan ikut dalam tutorial
Memilih dan memasangkan tutor dengan murid yang akan ditutori merupakan langkah yang sangat penting. Toping (1988) menemutunjukkan 10 aspek penting, sebagai pertimbangan untuk memutuskan siapa yang akan terlibat dalam tutorial tersebut.
Aspek tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut:
1)      Bagaimana memilih murid untuk ikut tutorial?
2)      Pada tingkat kemampuan mana murid akan diberikan tutorial?
3)      Keterampilan akademik apa (menyampaikan gagasan, menangkap pendapat orang lain, cara berkomunikasi dan seterusnya) yang perlu dimiliki oleh tutor?
4)      Apakah Anda telah mempertimbangkan hubungan (pergaulan) antara murid-murid?
5)      Apakah Anda sudah memikirkan jumlah murid yang akan diberikan bantuan oleh tutor?
6)      Apakah Anda sudah memikirkan karakteristik murid-murid?
7)      Seberapa besar pertimbangan yang ingin Anda berikan kepada murid?
8)      Bagaimana Anda dapat mengatasi kekurangan tutorial?
9)      Apakah Anda akan memberitahukan orang tua murid?
10)  Apakah Anda pikir tutor memerlukan insentif khusus?

c.       Menetapkan tempat di mana tutorial dilaksanakan
Dalam mengorganisasikan kelas untuk tutorial, Anda perlu mempertimbangkan apakah tidak ada kegiatan lain selama tutorial berlangsung. Apabila Anda memilih tutorial dalam bentuk berpasangan selama pelajaran membaca maka seluruh ruangan akan menjadi ruang tutorial. Apabila Anda menginginkan beberapa murid lamban saja yang diberikan bantuan maka Anda perlu mempersiapkan tempat khusus untuk tutorial. Ini dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, tergantung pada situasi saat itu. Apapun rencana Anda, Anda harus mempunyai gagasan tentang situasi tutorial yang dikehendaki, dengan demikian tempat tutorial dapat ditentukan dengan tepat.
d.      Penjadwalan tutorial
Jadwal tutorial juga harus menjadi perhatian Anda. Untuk mempersiapkannya maka jawablah pertanyaan berikut ini. Apakah tutorial dilaksanakan sepanjang hari?
1)      Apakah selama istirahat atau setelah pulang sekolah?
2)      Untuk berapa lama tutorial dilaksanakan?
3)      Apakah waktunya sama untuk setiap harinya atau bisa berubah-ubah?

e.       Menentukan materi mana yang diberikan dalam tutorial
Sesuai dengan kurikulum, apapun materinya yang akan diberikan dalam tutorial perlu didukung oleh pengetahuan Anda tentang kebutuhan murid. Pada umumnya ada dua arahan yang dapat Anda pilih.
1.   Dalam memilih materi perlu diarahkan terhadap materi akademik (iacademic content), misalnya dalam matematika tutor membantu murid dalam belajar dasar penjumlahan. Ini penting bagi Anda untuk membantu memantapkan murid-murid dalam memahami penjumlahan.
2. Diarahkan terhadap belajar terbuka (open ended learning) di mana tutor memberikan bantuan kepada murid yang memerlukan bimbingan dan petunjuk untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Perbedaan antara academic content dan open-ended learning terletak pada keterbukaan tugas. Dalam academic content adanya kejelasan pada hasil yaitu benar atau salah. Sedangkan bagi open-ended learning mungkin hasil yang dicapai oleh murid bisa berlainan satu sama lain. Selain itu, open-ended learning lebih menekankan pada pengawasan dan dorongan.
3.      Bagaimana Cara Memilih dan Mempersiapkan Tutor?
a.       Tutor sebaya
Untuk memudahkan Anda dalam menerapkan sistem tutorial dengan menggunakan tutor sebaya, terlebih dahulu kita perlu mempunyai pengertian yang sama tentang tutor sebaya ini. Tutor sebaya adalah seorang murid membantu belajar murid lainnya dalam tingkat kelas yang sama.
Pada saat penulis berkunjung ke SD, beberapa guru yang mengajar merangkap kelas mengatakan bahwa akan sulit untuk menggunakan tutor dari salah seorang murid karena hal-hal berikut.
1)      Murid yang menjadi tutor mempunyai tugas dan kewajiban sendiri yaitu belajar sebagaimana murid lainnya.
2)      Apabila tutor berasal dari salah satu murid temannya maka disiplin murid hilang, mereka tidak akan mau mematuhi temannya yang menjadi tutor.
3)      Sulit untuk menatar tutor karena dia harus seperti guru, mampu menguasai mata pelajaran dan menguasai teman-temannya.

b.      Tutor kakak
Tutor kakak adalah turor yang dipilih dari kelas yang lebih tinggi, tentu saja tutor kakak ini kemampuannya harus di atas kemampuan rata-rata karena ia berperan untuk membantu adik-adik kelasnya dalam belajar. Tutor kakak sebaiknya diambil dari kelas-kelas tinggi, misalnya Kelas 4, 5 dan Kelas 6. Sebagaimana pada tutor sebaya, pada tutor kakak inipun guru sudah pasti mengetahui murid yang pintar dan murid yang lamban sehingga guru dapat menetapkan murid mana yang akan ditetapkan sebagai tutor. Satu hal yang perlu disadari betul oieh guru bahwa tutor adalah bukan untuk menggantikan guru, tetapi hanya untuk "memperpanjang tangan guru" dan membantu murid lainnya dalam belajar. 

Penggunaan tutor kakak dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut.
1) Cara 1, pemanfaatan tutor kakak yang dilakukan pada kelas yang dirangkap oleh satu guru, misalnya Pak Fausan Herman mengajar merangkap Kelas 3 dengan Kelas 4. Tutor dipilih dari Kelas 4 untuk membantu di Kelas 3.
2) Cara 2, pemanfaatan tutor kakak yang dilakukan pada kelas yang dirangkap oleh 2 guru, misalnya Pak Jihan mengajar rangkap di Kelas 3 dan 4, sedangkan Bu Ayu Rimawar mengajar rangkap di Kelas 1 dan 5. Pak Didi menggunakan tutor dari Kelas 5 Bu Ida untuk membantu murid di Kelas 4. Tentunya untuk cara yang ke-2 ini harus adanya kerjasama antara Pak Fausan Herman dengan Bu Ayu Rismawar. Kerja sama tersebut, misalnya apakah di Kelas 5 anak-anak yang pintar tidak sedang digunakan sebagai tutor sebaya di kelasnya, selain itu perlu penyesuaian jadwal antara kelas Bu Ayu Rismawar dengan Pak Fausan Herman.

Sebagai pegangan bagi Anda dalam melakukan sistem tutor kakak ini, sebaiknya Anda menggunakan tutor kakak dari kelas yang Anda rangkap (cara 1). Hal ini untuk menghindari benturan jadwal dan penugasan ganda bagi murid yang dijadikan tutor. Misalnya, kalau Anda menggunakan tutor kakak dari kelas yang tidak Anda rangkap kemungkinan murid yang akan dijadikan tutor tersebut sedang ulangan atau sedang menjadi tutor di kelasnya atau murid tersebut sedang mengerjakan tugas pengamatan IPA, padahal Anda memerlukannya untuk tutor matematika.
Untuk mempersiapkan mereka sebagai tutor, mereka perlu dilatih (diberi penjelasan) tentang ketutoran. Misalnya, Pak Nurlan memilih 4 orang siswa dari Kelas 4 yang dipersiapkan untuk menjadi tutor, yaitu si itik, si iper, si enjel dan si eti. Pak Nurlan `mengumpulkan keempat murid ini pada saat istirahat untuk diberi penjelasan.
Pak Didi menjelaskan bahwa murid-murid di Kelas 3 belum menguasai tentang materi "satuan ukuran panjang", sekalipun sudah diterangkan beberapa hari yang lalu. Oleh karena itu, ia meminta bantuan tutor untuk membantu murid Kelas 3, terutama murid-murid yang lamban. Cara yang dilakukan oleh Pak Didi untuk melatih tutor sudah dijelaskan pada bagian awal kegiatan belajar ini. Yang perlu dilakukan oleh Pak Didi adalah memberi penjelasan tentang yang berkaitan dengan kekhususan tutor kakak, yaitu ia memberi bimbingan kepada adik-adiknya dalam belajar. Oleh karena itu, pengarahan juga dilalaikan seperti berikut.
1)      Tugas yang sudah disusun oleh Pak Didi untuk Kelas 3 diberikan kepada tutor untuk dipelajari atau kalau perlu dikerjakan.
2)      Pak Didi mengoreksi hasil pekerjaan tutor ini, dan mendiskusikannya dengan mereka.
3)      Pak Didi melakukan pemantapan, yaitu meluruskan dan memperbaiki secara bersama bila ada yang masih kurang dipahami.
4)      Memberikan petunjuk kepada mereka tentang cara menutori, yaitu:
a)      memberikan petunjuk tentang cara mengerjakannya, misalnya cara menghitung, cara mengamati, cara mendemonstrasikan, cara melaporkan dan sebagainya;
b)      cara membetulkan pekerjaan murid yang ditutori, misalnya dituntun sampai dengan mencapai hasil akhir, dan ditunjukkan mana yang masih keliru apabila adiknya yang ditutori masih belum tahu letak kesalahannya atau dibandingkan dengan temannya yang sudah mengerjakan dengan benar;
c)      cara memberikan laporan kepada guru bila menghadapi berbagai kesulitan.

c.       Tutor dari masyarakat
Tutor yang berasal dari masyarakat berperan untuk membantu guru dalam menangani kegiatan pembelajaran di sekolah. Peran tutor dari masyarakat ini baru dapat dilaksanakan apabila keadaan memaksa, misalnya Anda harus merangkap 3 kelas atau lebih sekali gas. Siapakah yang dapat menjadi tutor dari masyarakat itu? Tidak ada kriteria khusus untuk ini, yang penting tutor ini memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih dari muridnya. Mereka berijazah paling rendah SMP, mempunyai dedikasi yang tinggi dan dapat bergaul dengan murid SD. Tutor dari masyarakat ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk membantu kegiatan belajar murid, misalnya memeriksa pekeijaan murid, membantu mencari informasi dari peta, membimbing kegiatan di PSB atau membina murid pada saat kunjungan ke objek wisata. Tutor dari masyarakat ini bukan guru sehingga kegiatannya juga terbatas untuk membantu murid dalam mengerjakan berbagai tugas.

d.      Penjaga sekolah sebagai tutor
Ketika penulis mengunjungi SD di daerah terpencil di Jawa Barat, di sekolah tersebut saya bertemu dengan seorang guru agama, satu-satunya guru yang ada di sekolah saat itu. Namun, dari kejauhan terdengar suara orang sedang mengajar, kedengaran begitu bagus, sulit dibedakan apakah itu guru atau bukan. Ketika ditanyakan siapa yang sedang mengajar maka guru agama tersebut menjawab bahwa itu adalah penjaga sekolah. Dari kasus tersebut, dapat diketahui bahwa dalam keadaan tertentu penjaga sekolah dapat dimanfaatkan untuk membantu guru dalam memberikan bantuan belajar kepada murid-murid. Keadaan seperti ini dapat terjadi di mana-mana, terutama di SD yang gurunya kurang.
Berdasarkan aturan, sebetulnya seorang penjaga sekolah tidak layak mengajar menggantikan guru yang tidak hadir mengajar. Diduga penjaga sekolah tersebut sudah cukup lama mengajar menggantikan guru, terbukti bahwa dia tampaknya sudah begitu ahli/terampil dalam mengajar di kelas sehingga sulit dibedakan apakah dia guru atau penjaga sekolah. Dalam modul ini, kita ingin mendudukkan peran penjaga sekolah bukan sebagai orang yang menggantikan guru mengajar, tetapi sebagai tutor yang dapat meringankan kerja guru dan dapat membantu murid-murid belajar. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu seorang guru harus mampu menganalisis keadaan untuk menempatkan kapan penjaga sekolah dapat dimanfaatkan sebagai tutor. Untuk ini beberapa kondisi di mana guru dapat memanfaatkan penjaga sekolah menjadi tutor.
1)      Memilih materi pelajaran yang dapat melibatkan penjaga sekolah sebagai tutor, misalnya yang ringan-ringan saja atau materinya sudah dikenal oleh penjaga sekolah, misalnya yang berkaitan dengan lingkungan.
2)      Materi pelajaran yang dapat melibatkan penjaga sekolah sebagai tutor adalah yang sifatnya mengulang pelajaran yang lalu.
3)      Membacakan materi bacaan untuk membantu murid yang belum lancar membaca.
4)      Membantu guru mengawasi murid ketika mengerjakan tugas.
5)      Membantu murid yang belum mampu dalam mengerjakan tugas.
6)      Mengawasi ketika sedang ulangan harian.
7)      Membimbing kegiatan ekstra kurikuler.

Beberapa aspek yang perlu Anda perhatikan dalam memilih dan memanfaatkan tutor terutama bagi tutor sebaya dan tutor kakak, adalah seperti berikut.
1)      Prestasi, yaitu pintar, murid yang termasuk maju di kelasnya.
2)      Penampilan, yaitu luwes, dapat bergaul dengan semua murid.
3)      Mental, yaitu ramah, tidak pemarah, dan sabar.

Tentunya sulit bagi Anda untuk memperoleh seorang tutor yang memenuhi ketiga kriteria tersebut secara sekaligus. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda cukup mengambil kriteria pertama, yaitu dari segi "prestasi", sedangkan kriteria selanjutnya merupakan kriteria tambahan. Ini dilakukan dengan asumsi bahwa murid yang pintar dalam satu kelas atau satu sekolah, biasanya berpenampilan menarik dan bermental terpuji.

Penggunaan tutor dapat menguntungkan berbagai pihak, baik bagi murid yang dijadikan tutor maupun bagi murid yang lemah, dan bahkan tugas Anda sebagai guru menjadi lebih ringan. Keuntungan tersebut, antara lain berikut ini.
1)      Memupuk rasa kerja sama dan saling membantu.
2)      Meningkatkan kemampuan baik bagi tutor maupun murid yang ditutori.
3)      Membentuk rasa bangga pada diri anak/orang yang menjadi tutor.
4)      Menjadi teladan bagi murid dan masyarakat lainnya.
5)      Bagi murid yang ditutori akan lebih mudah karena tutor akan menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami (bahasa anak).
6)      Mengimbaskan/menularkan kemampuan yang dimiliki tutor yang selama ini hanya digunakan untuk dirinya sendiri.
7)      Murid-murid yang lambat dapat terbimbing secara individual.
8)      Kurangnya sumber belajar di sekolah dapat teratasi dengan adanya tutor dari masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut, masalah yang Anda kemukakan pada bagian awal uraian tutor ini sudah teratasi, bukan? Pada mulanya, mungkin kegiatan tutorial ini akan berjalan tersendat-sendat, tetapi setelah berjalan 3 minggu, pasti semuanya akan lancar. Selain keuntungan yang dapat diperoleh seperti diuraikan di atas, hal lain yang perlu dikemukakan adalah perlu mempertimbangkan imbalan (insentif) bagi tutor. Imbalan ini tidak perlu dalam bentuk uang, tetapi dalam bentuk lain yang dapat mendorong para tutor untuk lebih aktif dalam membantu murid-murid belajar.

Bagi tutor kakak atau tutor sebaya, imbalan dapat dikaitkan dengan cara yang sifatnya mendidik dan mendorong mereka untuk belajar, antara lain:

1)      memberikan pinjaman buku untuk dipelajari bersama dengan tutor lainnya;
2)      pada saat kenaikan kelas, guru mengumumkan kepada masyarakat bahwa keberhasilan belajar murid-murid atas bantuan "guru cilik" dari temannya sendiri, yaitu tutor;
3)      mempertimbangkan untuk memberikan nilai lebih untuk mata pelajaran yang ditutorkan. Dengan adanya imbalan seperti itu maka kepuasan bukan hanya terletak pada murid saja, tetapi orang tua, pemerintah desa dan tokoh masyarakat akan merasa sangat beruntung. Walaupun sekolah mereka terpencil, kekurangan guru dan serba kekurangan lainnya, tetapi mereka mempunyai kebanggaan tersendiri, mereka mempunyai guru-guru cilik yang sangat diandalkan dalam meningkatkan mutu pendidikan.

DISIPLIN KELAS
yang dimaksud dengan disiplin dalam Kegiatan Belajar 3 ini bukanlah suatu disiplin yang kaku, di mana murid duduk dengan tenang, diam, tidak ribut sehingga yang terdengar hanyalah suara guru. Dalam suatu kelas seperti ini hanya ada aturan yang sifatnya melarang, murid tidak boleh melakukan ini, dan itu, tetapi harus mematuhi aturan "tidak boleh" tersebut.
Disiplin kelas PKR, bukanlah disiplin seperti itu. Murid tetap dituntut aktif belajar sehingga suasana kelas menjadi hidup dan "hangat". Suasana kelas seperti ini akan terkesan gaduh, akan tetapi tetap terarah sehingga tercapai tujuan belajar yang efektif. Ini tidak berarti bahwa guru mengabaikan aturan-aturan untuk menjaga kedisiplinan yang berkaitan dengan ketertiban sekolah, aturan seperti ini tetap dilaksanakan, misalnya murid harus berpakaian seragam, sebelum masuk kelas harus berbaris secara teratur, tidak boleh membuang sampah sebarangan atau tidak boleh keluar pekarangan sekolah.
Disiplin kelas yang dimaksudkan di sini adalah guru menciptakan aturan dan kegiatan agar murid terikat oleh kegiatan belajar sehingga mereka tidak sempat lagi melakukan kegiatan-kegiatan yang mengganggu ketertiban dan disiplin kelas. Aturan dan kegiatan tersebut dinamakan "Aturan Rutin Kelas" (ARK) dan "Kegiatan Siap" (KS). Untuk jelasnya, dapat Anda ikuti dalam uraian berikut ini.
A.    APA YANG DIMAKSKUD DENGAN ARK?
Aturan Rutin Kelas (ARK) adalah "aturan-aturan dan prosedur yang dirumuskan oleh guru serta dimengerti oleh murid, untuk mengatur kegiatan • dan perilaku sehari-hari" (Ian Collingwood, h. 79), terutama dalam kegiatan belajar. Jadi, memiliki aturan yang jelas dan bagaimana cara untuk melakukannya, merupakan sesuatu yang penting bagi seorang guru PKR. Ini akan menentukan hidup dan matinya PKR yang begitu kompleks.
ARK mencakup semua aspek kehidupan kelas, bahkan kehidupan sekolah secara keseluruhan. Sejak awal tahun ajaran, ARK ini harus sudah dipersiapkan sehingga dalam pelaksanaannya ARK ini dapat digunakan untuk memanfaatkan waktu yang tersedia. Inilah salah satu hal yang bisa membedakan antara kelas biasa dengan kelas PKR. Sebetulnya, di kelas Anda saat inipun sudah ada "ARK", namun kebanyakan tidak berkaitan dengan kegiatan akademis (baca: pelajaran). ARK. yang sudah Anda lakukan, misalnya "berbaris sebelum masuk kelas" atau mengucapkan "selamat pagi" secara bersama-sama ketika Anda atau tamu lain masuk kelas, dan adanya "penggiliran piket" untuk membersihkan ruang kelas. Ini merupakan contoh yang membuktikan bahwa ARK dapat dilaksanakan dalam kelas PKR.
Hal tersebut merupakan modal dasar bagi Anda sebagai guru PKR untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Ternyata dari contoh di atas Anda sudah dapat menciptakan ARK yang sudah begitu melekat dalam tingkah laku murid-murid Anda. Tentunya ini merupakan preseden (awal) yang baik dalam melaksanakan PKR.
Kegiatan seperti itu dapat Anda tingkatkan lagi, agar lebih menyentuh pada kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, Anda harus memahami betul yang dimaksud dengan ARK. Apakah ARK itu? ARK terdiri dari 2 jenis, yaitu ARK untuk murid-murid, dan ARK bagi Anda sendiri sebagai guru. Untuk menciptakan ARK ini, Anda sebaiknya bertitik tolak dari jadwal pelajaran dan persiapan pembelajaran yang Anda susun. Selain itu, ARK ini dapat dipersiapkan untuk kegiatan baik pagi hari sebelum kelas dimulai, pada saat pembelajaran sedang berlangsung atau pada saat selesai kegiatan kelas pada siang hari. Ini sangat penting bagi Anda, dan Anda harus sudah mempunyai rencana yang jelas untuk kegiatan hari itu sebelum murid-murid datang di sekolah.

1)      ARK Bagaimana yang Harus Anda Persiapkan Bagi Anda Sendiri?
Anda sebagai guru PKR harus mempunyai ARK bagi Anda sendiri. Untuk ini, Anda perlu melihat jadwal dan persiapan mengajar yang sudah Anda persiapkan. Berdasarkan itu, Anda harus mempersiapkan ARK untuk kegiatan-kegiatan yang cocok dilaksanakan pada pagi hari sebelum kelas dimulai, pada saat kosong ketika pelajaran sedang berlangsung atau untuk mengisi kegiatan menjelang pulang.

Berikut ini adalah contoh ARK bagi Anda sendiri.

a.      Papan tulis
Papan tulis harus sudah dibersihkan sebelum pelajaran dimulai. Anda sudah membuat tugas-tugas sebelum kelas dimulai. Kalau Anda mengajar merangkap 2 kelas dalam satu ruangan maka papan tulis dibagi dua (sesuai dengan jumlah kelas yang dirangkap), dan tugas untuk kedua kelas tersebut sudah tersedia di papan tulis, sehingga pada saat murid masuk kelas, mereka sudah siap untuk mengerjakan tugas.
b.      Alat tulis
Memeriksa persediaan kapur tulis, penggaris dan penghapus sehingga pada saatnya Anda tidak sibuk untuk mencari-cari kapur tulis.
c.       Sumber bahan
Semua sumber bahan, alat peraga, dan alat pelajaran sudah disiapkan sehingga pada saatnya diperlukan Anda tidak repot mencarinya.
d.      Tutor
Anda sudah mempersiapkan tutor untuk membantu murid lain yang memerlukan bantuan. Tutor harus sudah mengetahui tugas mereka kapan saja diperlukan. Oleh karena itu, Anda sebagai guru harus sudah mempersiapkannya dengan baik.
ARK yang efektif adalah yang memungkinkan murid untuk dapat memulai kegiatannya secara cepat dan terarah. Murid sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan kerjakan, dan tugas Anda selanjutnya hanya memberikan pengarahan dan bimbingan.
Perlu Anda sadari betul bahwa aktivitas murid banyak tergantung dari motivasi yang Anda berikan pada mereka. Pada dasarnya ARK ini adalah menciptakan kegiatan atau kesiapan untuk memotivasi belajar murid Anda.
Berikut ini adalah beberapa contoh ARK yang bisa memotivasi murid Anda.
(1)   Bagaimana murid mengetahui tugas yang harus mereka kerjakan?
Guru perlu membangun ARK bersama murid untuk merumuskan tugas atau pekerjaan yang harus dilakukan. ARK ini dapat diberikan untuk seluruh kelas, untuk kelompok belajar atau untuk individual. ARK ini dapat berupa tugas-tugas yang ditulis di papan tulis, dalam LKM atau tugas lainnya yang sudah dipersiapkan.
(2)   Bagaimana buku dan bahan belajar dibagikan, dikumpulkan atau disimpan?
Murid dapat diberikan tanggung jawab sebagai petugas untuk membagikan, mengumpulkan dan menyimpan buku dan bahan belajar lainnya. Setiap murid diberikan giliran tugas untuk melakukan hal ini. Selain ini murid perlu mengetahui prosedur untuk meminjam buku, alat- alat, dan sumber belajar lainnya. Mereka juga harus mengetahui kapan buku tersebut dikumpulkan, dan dikembalikan ke tempatnya.
(3)   Bagaimana murid mengetahui apa yang harus mereka lakukan apabila memerlukan bantuan guru atau tutor?
Dalam hal ini murid perlu mengetahui prosedur meminta bantuan tutor, apabila mereka menghadapi kesulitan belajar. Murid juga perlu mengetahui bagaimana prosedurnya apabila ia memerlukan bantuan guru. Ini semua dikerjakan tanpa mengganggu murid lainnya yang sedang belajar.
(4)   Bagaimana murid mengerjakan tugas sesuai dengan instruksi?
Anda jangan terpaku terlalu lama duduk di kursi Anda atau bahkan pergi ke luar ruangan meninggalkan murid Anda yang sedang bekerja. Sebaiknya Anda pergi berkeliling untuk memeriksa pekerjaan murid Anda. Dengan cara ini Anda mengetahui apakah murid mengerjakan tugas secara benar dan sesuai dengan instruksi, tanpa Anda harus memerlukan waktu khusus untuk itu. Ketika murid selesai mengerjakan tugasnya, Anda sudah bisa memberikan kesimpulan dan pemantapan karena Anda sudah mengetahui kekuatan dan kelemahan murid Anda.
ARK yang efektif adalah ARK yang mampu mendorong murid untuk memulai bekerja dengan cepat. Dengan adanya ARK murid dan guru sama- sama mengetahui apa yang mesti dikerjakan hari itu karena semuanya sudah terencana dengan baik. Kalau Anda sudah mempersiapkan segalanya dengan baik maka tidak akan ada kesulitan yang Anda hadapi. Masih berkaitan dengan ARK bagi murid, guru juga harus dapat menciptakan kebiasaan seperti berikut:
a.       mengangkat tangan apabila ingin bertanya atau ingin mengajukan pendapat.
b.      meminta izin bila ingin ke luar ruang kelas.
c.       memberi tahu guru apabila harus meninggalkan tempat duduk untuk meminjam penghapus, pensil dan lain-lain.

2.      Apa yang Dimaksud dengan "Kegiatan Siap" atau Stand-by Activitiesl

Kegiatan pembelajaran PKR dapat dilakukan dalam berbagai jenis lingkungan baik itu klasikal, kelompok ataupun individual. Dalam PKR ini akan ditemui berbagai situasi, misalnya ada murid atau kelompok murid yang menyelesaikan pekerjaan lebih cepat (Early-finisher) dari yang lain, murid atau kelompok murid yang memprotes karena diberikan tugas yang pernah diberikan sebelumnya, dan sebagainya sehingga mereka memrotesnya. Tentunya hal ini akan menjadi masalah bagi Anda. Bagaimana Anda mengatasi masalah ini?
Untuk mengatasi masalah tersebut dapat digunakan "kegiatan siap" (KS). KS adalah suatu kegiatan yang sudah dipersiapkan guru jauh sebelumnya, dan apabila ditemukan masalah, seperti diuraikan di atas maka KS dapat digunakan. Berikut ini adalah KS yang dapat Anda terapkan dalam kelas PKR, di mana murid-murid dapat mengerjakannya baik secara individual, secara kelompok ataupun secara klasikal. Apabila mereka telah menyelesaikan suatu pelajaran, sementara perhatian guru masih pada murid lain yang belum selesai maka murid yang sudah menyelesaikan tugas pertamanya ini, mereka sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Pada umumnya KS ini harus Anda persiapkan sendiri, dan tentunya Anda harus meluangkan waktu khusus. KS ini harus Anda simpan secara khusus yang sewaktu-waktu dapat Anda gunakan apabila Anda menghadapi keadaan seperti yang digambarkan di atas, misalnya ada murid atau kelompok murid yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari yang Anda perkirakan.
Berikut ini adalah beberapa contoh KS, antara lain berikut ini.
a.       Pada Modul 4, Anda ditugaskan mengumpulkan berbagai macam benda, yaitu tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, barang bekas, batu-batuan, akuarium, insektarium, herbarium dan sebagainya. Tentu Anda sudah menyimpannya pada tempat yang strategis dan aman. Anda juga sudah mempelajari cara untuk menyimpan benda-benda tersebut (baca kembali Kegiatan Belajar 1 modul ini). Barang-barang ini dapat Anda jadikan KS yang sewaktu-waktu dapat Anda gunakan, misalnya sebagai bahan pengamatan. Untuk ini Anda harus membuat LKM (baca Modul 4). Buatlah LKM sebanyak-banyaknya sehingga pada saat dibutuhkan, Anda tinggal memilih salah satu untuk dikerjakan murid.
b.      Anda membuat kartu-kartu huruf, dan disimpan secara teratur di tempat yang aman. Pada saat tertentu Anda bisa menugaskan murid (biasanya Kelas 1 dan 2) untuk menyusun kartu-kartu tersebut menjadi sebuah kalimat.
c.       Menempatkan pot-pot bunga pada tempat tertentu, misalnya di tempat terang yang langsung kena sinar matahari atau di tempat teduh. Suatu saat murid dapat ditugaskan untuk mengamati tanaman tersebut.
d.      Mainan anak-anak yang berupa kartu-kartu, balok-balok, dan sebagainya yang dapat digunakan sewaktu-waktu.
e.       Bentuk permainan yang dapat Anda ciptakan, dengan permainan ini tanpa disadari murid belajar untuk berdiskusi dan memecahkan masalah, menangkap makna dan pesan, menilai kejadian dan sebagainya.
f.       Masih banyak ICS yang dapat Anda ciptakan sendiri, silakan Anda coba!

Nah, sekarang Anda sudah siap. Pada saat tertentu, umpamanya ketika Anda sedang sibuk memeriksa pekerjaan murid atau ada murid yang sudah selesai dengan pekerjaannya maka untuk mengisi waktu tersebut Anda dapat menggunakan KS. KS ini dilakukan tanpa harus mengganggu Anda yang sedang mengerjakan pekerjaan lain, misalnya sedang membantu murid lain yang memerlukan bantuan.
KS juga membiasakan murid untuk bertindak kreatif dan teratur. Mereka mengetahui apa yang harus dilakukan, bila mereka (Early-finisher) telah menyelesaikan suatu rangkaian kegiatan. Sementara mereka menunggu kegiatan berikutnya dimulai, mereka membutuhkan sesuatu untuk dikerjakan. Jadi, mereka harus memperoleh pekerjaan tanpa harus menunggu atau mengganggu temannya yang masih bekerja. Untuk menghadapi murid Early- finisher, guru dapat melakukan hal seperti dicontohkan berikut.
a.       Ani, coba kamu bantu Aminah menyelesaikan soal yang dikerjakannya!
b.      Kelompok A, coba kamu tulis pengalamanmu pada hari libur kemarin!
c.       Beni, coba selesaikan gambar yang belum selesai kemarin!
d.      Ambil kartu huruf di lemari, susunlah menjadi beberapa kalimat tanya!
e.       Ahmad, amati tanaman di sudut sana, apakah ada pengaruh dari sinar matahari!
Satu hal yang ingin saya ingatkan kembali apabila Anda menghadapi murid early-finisher, manfaatkanlah mereka menjadi tutor. Untuk jelasnya, Anda harus membaca Kegiatan Belajar 2 modul ini.
a.       Pembelajaran secara klasikal
Pembelajaran secara klasikal sangat mudah untuk dilaksanakan karena selama ini Anda melaksanakan pembelajaran seperti ini. Anda hanya memiliki satu RPP, jadi Anda sangat hemat baik waktu maupun tenaga. Pembelajaran yang Anda lakukan setiap hari adalah tanpa alat peraga, tanpa menggunakan sumber belajar, dan hanya tergantung pada satu buku sumber. Pembelajaran klasikal biasanya sangat teacher oriented, yaitu pelajaran disajikan dalam bentuk chalk/talk style, di mana guru yang berbicara terus, diikuti dengan sedikit tanya jawab dan diakhiri dengan latihan tertulis. Yang menjadi masalah dalam pembelajaran secara klasikal adalah "seluruh pelajaran dicapai dengan menyamaratakan semua murid". Dengan pembelajaran klasikal ini membuat murid dalam posisi kurang aktif, perbedaan antara murid yang maju dengan yang lambat sangat jauh, sedangkan perlakuan terhadap perbedaan ini disamaratakan. Akibatnya, bagi murid yang maju akan kehilangan semangat, dan murid yang tertinggal menjadi semakin bosan.
Namun demikian, pembelajaran secara klasikal ini tetap merupakan hal yang penting dan mendapat tempat dalam PKR karena pembelajaran klasikal dapat digunakan sebagai kunci dalam melaksanakan PKR. Pembelajaran klasikal dalam PKR dapat digunakan, antara lain dalam hal berikut ini.
1.      Pengajaran percakapan.
2.      Pengajaran bercerita.
3.      Pelajaran olahraga.
4.      Pelajaran kesenian.
5.      Studi lingkungan.
6.      Presentasi kelas.
Dalam pelajaran tersebut, pembelajaran klasikal tetap bermanfaat karena di sini diperlukan kebersamaan antara murid dalam bekerja. Dalam suasana ini tidak diperlukan persaingan dalam belajar, namun diperlukan tukar pendapat, dan pengalaman sehingga dapat memperkaya pengetahuan mereka. Yang penting bagi Anda, gunakan setiap jenis pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan topiknya.
b.      Pembelajaran individual
Di sini guru bekerja dengan murid secara individual. Untuk ini Anda harus sudah mengetahui murid mana yang memerlukan bantuan. Pengertian memberikan bantuan ini tidak hanya bagi murid yang mendapat kesulitan dalam belajar, akan tetapi berlaku juga bagi murid yang maju, yang dapat menyelesaikan pekerjaannya mendahului yang lain. Murid ini memerlukan bantuan, berupa perhatian Anda apakah diberi pekerjaan lain atau diminta untuk membantu temannya. Dalam suasana pembelajaran seperti ini, persaingan sangat besar antara sesama murid. Menjadi catatan bagi Anda bahwa pada pembelajaran individual ini Anda tidak harus membantu satu per satu murid Anda. Ini tentu akan merepotkan dan menghabiskan waktu dan tenaga Anda. Bantuan hanya diberikan pada murid yang membutuhkan saja.
c.       Pembelajaran dalam kelompok
Dalam Kegiatan Belajar 2, Anda telah mempelajari cara-cara membentuk kelompok belajar (KB), dan KB ini dibentuk untuk kepentingan pembelajaran. Pembentukan KB merupakan salah satu pendekatan untuk mencapai tujuan PKR. Dengan adanya KB ini Anda dituntut untuk membuat persiapan- persiapan pembelajaran dan tugas-tugas yang berbeda satu sama lain, sesuai dengan tujuan pembelajaran. Namun, Anda tidak dituntut untuk melaksanakan pembelajaran dalam kelompok ini setiap saat. Pilihlah topik- topik yang dapat dilakukan melalui kegiatan kelompok.
Berikut ini adalah cara-cara pembelajaran dalam ICB.

1) Kelompok belajar campuran
Kelompok ini terdiri dari kumpulan orang yang terdiri dari berbagai kemampuan dan keterampilan. Kelompok ini akan berhasil pada "pengajaran proyek", di mana guru menyertakan murid-murid dalam kegiatan yang berkaitan dengan berbagai subjek. Misalnya, ditentukan topik tentang "kependudukan". Topik ini dapat ditinjau dari berbagai mata pelajaran baik IPS, PKN, IPA maupun Bahasa Indonesia. Dalam hal ini, setiap murid akan memberikan sumbangan pikiran sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Murid yang mempunyai keunggulan dalam mata pelajaran IPA akan memberikan sumbangan pendapat dari segi IPA, yang kuat dari segi IPS memberikan sumbangan dari IPS, begitu pula halnya murid lainnya.
Jadi, murid yang lemah tentu mempunyai kekuatan dalam beberapa hal, dan tugas Anda menemukan kekuatan tersebut untuk terus dibina dan dikembangkan. Selain itu, murid yang selama ini kita anggap lemah akan memperoleh keuntungan dari kelompok seperti ini. Mereka akan merasa beruntung dan bangga karena apa yang dia lakukan berguna bagi kelompoknya.
Kelompok ini sebaiknya cukup 4-5 orang saja agar setiap murid memperoleh kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Mungkin pada mulanya Anda akan memperoleh kesulitan dalam mengembangkan diskusi kelompok karena murid-murid belum terbiasa dan terlatih untuk melakukannya. Oleh karena itu, kembangkanlah diskusi ini dari mulai yang ringan dulu. Anda mengemukakan masalah dan biarkan murid Anda mencoba memecahkan masalah tersebut. Pada akhir diskusi, seorang murid diminta untuk melaporkan hasil diskusi tersebut. Pembelajaran dapat diakhiri dengan membandingkan laporan dari setiap kelompok.
Dalam rangka pengisian KS, Anda harus memiliki berbagai macam permasalahan sebagai bahan KS yang dapat digunakan setiap saat. Masalah tersebut dapat dibuat dalam setiap mata pelajaran, antara lain i berikut ini.
1.  Bahasa Indonesia
Sampai sejauh mana murid Kelas 4 menguasai kosakata yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Misalnya, mengenal benda- benda yang ada di warung.
2.  IPA
Mengapa beberapa jenis pohon tertentu, pada suatu saat berusaha menggugurkan daunnya dengan berbagai cara. Misalnya, pohon jati daunnya gugur, dan pohon alpukat daunnya dimakan ulat. Masalah ini cocok diajukan di Kelas 51.
3.  IPS
Mengapa kakek baru menanam rambutan? Sadarkah dia bahwa dia tidak akan mencicipi hasilnya?
4.  PKN
Budi bersama Amin adalah teman sepermainan. Mereka bertengkar karena memperebutkan mainannya. Tiba-tiba ayah Budi memarahi Amin. Benarkah tindakan ayah Budi?
Bentuk KS ini berupa permasalahan yang dapat Anda kembangkan sendiri, tergantung dari kreativitas Anda. Berikut ini adalah contoh "permainan" sebagai salah satu bentuk KS, yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran klasikal.

2)      Kelompok sama kemampuan (achievement level)
Pengelompokan seperti ini dapat berupa kelompok murid yang pintar, sedang dan kelompok murid yang berkemampuan rendah. Keuntungan dari kelompok seperti ini adalah murid dapat bekerja sama dengan murid yang tingkat kemampuannya sama sehingga mereka juga dapat menyelesaikan pekerjaan secara bersamaan pula. Mereka dapat "berbagi kesempatan" (sharing) menggunakan bahan belajar yang sama dan diberikan tugas yang sama.
Oleh karena itu, Anda sebagai guru PKR dituntut membuat persiapan yang berbeda untuk kelompok-kelompok murid yang berkemampuan rendah, sedang dan berkemampuan tinggi. Kegiatan pembelajaran untuk kelompok sama kemampuan ini adalah simulasi, pengamatan dan percobaan. Anda dapat memberikan tugas yang berbeda {level of instruction) untuk setiap kelompoknya. Dengan demikian, murid akan bekerja dengan baik karena mereka bekerja dengan kemampuan dan kecepatan yang sama untuk setiap kelompoknya.
Pembelajaran kelompok seperti ini mungkin lebih mudah bagi Anda karena Anda menghadapi murid yang kemampuannya sama untuk setiap kelompoknya. Dengan demikian, diharapkan dalam diskusi akan lebih lancar.
Untuk hal ini, Anda dapat mengajukan persoalan kepada setiap kelompok murid. Persoalan ini bisa berbeda tetapi bisa sama antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Berikut ini adalah contoh KS terbentuk permainan dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan memperkaya kosakata, dan melatih ingatan anak-anak di Kelas 1.

Kegiatan percakapan seperti ini akan menarik bagi murid, tanpa disadari mereka sebenarnya memperoleh keuntungan paling sedikit 4 hal, yaitu meningkatkan:
1)      jumlah kosakata yang dimiliki oleh setiap murid;
2)      daya ingat murid karena ia harus mengingat barang yang sudah disebutkan temannya;
3)      kreativitas, apabila anak mempunyai kreativitas yang tinggi, ia akan mengambil catatan mencoba menuliskan apa yang sudah disebutkan oleh temannya dan menuliskan barang lain yang belum disebutkan oleh temannya;
4)      minat belajar sehingga anak tidak bosan karena pelajaran kosakata bisa dilakukan sambil bermain.
KS seperti ini dapat diberikan pada kelompok gabungan dua kelas yang dirangkap.

2)      Kelompok sosial
Kelompok ini tidak berbeda dengan kelompok campuran, seperti diuraikan di atas. Anda masih ingat bedanya bukan? Coba lihat kembali Kegiatan Belajar 2. Kelompok seperti ini baik untuk membina keyakinan diri bagi murid yang lemah karena kelompok ini dibentuk berdasarkan keinginan murid sendiri maka bagi anak yang mempunyai masalah, misalnya pemalu, dan pendiam akan dapat bercampur dengan baikdengan temannya. Keberadaan temannya menjadi pendorong bagi dia untuk aktif berperan serta dalam berbagai kegiatan. Kegiatan pembelajaran yang cocok untuk kelompok ini adalah pengamatan, percobaan dan simulasi. Selain itu mereka juga dapat diberikan kegiatan permainan seperti pada contoh di atas. Berdasarkan uraian di atas, sekarang Anda mengetahui bahwa apabila murid pada saat jam pembelajaran "diikat" oleh kegiatan pembelajaran yang menarik, apakah ada kesempatan bagi murid untuk melakukan kegiatan yang melanggar disiplin kelas? Tentu Anda sependapat, bahwa disiplin dapat ditegakkan dalam suatu kelas yang kegiatan pembelajarannya terarah.


Daftar Pustaka


Djalil dkk. 2008. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta. Universitas Terbuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar